Entri Populer

Selasa, 25 Oktober 2011

PEMBERITAHUAN


Latihan di skolah immanuel       : selasa,kamis, sabtu
 di SDK 2                                : senin, jumat
 di SDN (dkat skolah immanuel) : sabtu, minggu
 di SDK 3                                : coming soon
POLITEKNIK negeri samarinda   : coming soon




DIHARAPKAN partisipasi anda untuk ikut berlatih di dojo" yg telah tersedia

Efek Psikologis Latihan Karate


Anda merasa jenuh, malas, enggan berlatih Karate lagi? Atau tidak punya waktu untuk berlatih lagi? Atau jangan2 pikiran anda sudah dihinggapi persepsi yang salah tentang latihan karate, sampai-sampai anda berpikir, “buat apa latihan karate cape-cape dan membosankan percuma tidak ada hasilnya yang ada tubuh saya sakit semua , mendingan saya mengurusi hal lain.”Kalau itu pendapat anda, barangkali alasan2 dibawah ini bisa mengubah pandangan/persepsi anda tentang pentingnya berlatih Karate, sehingga anda termotivasi kembali untuk giat lagi dalam latihan secara rutin dan konsisten. Dan bagi yang merasa tidak punya waktu akan kembali sadar akan pentingnya berlatih karate sehingga ia akan lebih bijaksana dalam menggunakan waktunya untuk latihan alias mempunyai time management yang baik.

Jika kita menempa diri kita dengan latihan Karate yang keras, melelahkan, tidak menyenangkan dan membosankan bahkan dengan membiasakan diri menahan kebutuhan manusiawi seperti rasa lapar, dahaga, amarah, takut sakit dsb untuk tetap latihan, secara terus menerus dengan perasaan penuh keyakinan, maka lama kelamaan tanpa terasa sikap mental kita akan terbentuk dengan sendirinya yaitu:
1. Tangguh, tabah, tegar dan tahan uji dalam menghadapi segala cobaan hidup
yang keras, tidak peduli sekeras apapun cobaan hidup yang menimpanya,
seorang karateka yang sudah terbiasa berlatih karate secara rutin yang
meletihkan dan membosankan akan tertempa mentalnya dalam menghadapi
cobaan hidup.
2. Percaya diri, rajin, dan rendah hati serta Mengurangi sifat-sifat buruk
seperti rasa malas, rendah diri dan sombong.
3. Lincah, cerdik, berani,bergairah, dan bersemangat. Dalam latihan Karate
tentunya melibatkan semua gerakan koordinasi otot-otot tubuh termasuk
pengerasan, kelenturan, dan pelepasan tenaga yang disertai dengan teriakan
Kiai. Dengan adanya gerakan-gerakan tersebut mempengaruhi jiwa para
Karateka sehingga membuat mereka bersemangat, bergairah, berani, dan
lincah. Sedangkan latihan bertarung membuat para Karateka menjadi cerdik
karena terbiasa berpikir bagaimana mengalahkan lawan mereka.
4. Jiwa sportif, dan bermental ksatria, dalam karate sering terdapat latihan
bertarung (Komite), dalam bertarung para karateka dipaksa untuk selalu
ersikap sportif dalam menerima setiap hasil dari pertandingan komite,
entah itu kalah atau menang.
5. Jujur. Baik jujur pada diri sendiri dan orang lain.
6. Sopan santun dan memiliki etika dalam kehidupan sehari-hari.
7. Tenang dan sanggup mengendalikan emosi/ tidak cepat marah, maksudnya
setiap terjadi permasalahan selalu memakai dengan cara musyawarah
dari pada kepalan tangan. Dalam salah satu filosofi Karate berbunyi” kenali
dirimu sendiri sebelum lawanmu, dalam seratus pertempuran kau tidak akan
dalam bahaya.” Yang berarti kita harus bisa mengendalikan pikiran/control
emosi kita dulu sebelum bertindak menyerang lawan. Karena bisa jadi
masalah dengan lawan kita tidak sesulit apa yang kita bayangkan, atau dengan
kata lain masih ada peluang alternative untuk menyelesaian masalah dengan
lawan tanpa melakukan kekerasan. Sebab dalam Karate melakukan kekerasan
adalah jalan terakhir bila segala sesuatunya sudah buntu. Jika kita berhasil
mengalahkan lawan tanpa kekerasan dan lawan mengakui kemenangan kita dengan
hormat dan segan, itu baru kemenangan tertinggi
dalam Karate. Sikap tenang dalam karate juga mengandung artian bahwa kita
juga harus tenang dalam menghadapi suatu pertarungan dengan lawan, ingat
prinsip Mizu no Kokoro (pikiran layaknya air) dan Tsuki no Kokoro(pikiran
layaknya bulan). Tanpa adanya sikap tenang gerakan serangan dan pertahanan
kita dalam beladiri menjadi amburadul dan tidak tepat sasaran dan yang
lebih buruk kita tidak dapat mengantisipasi serangan lawan atau membaca
serangan lawan sehingga kekalahanpun akan terjadi di depan mata.
8. Memperoleh pikiran, jiwa yang tenang dan damai. Dengan berlatih Karate
memungkinkan pikiran dan jiwa memperoleh ketenangan, seumpama dalam
berlatih kata, dalam latihan ini karateka dituntut mengeluarkan seluruh
kemampuannya semaksimal mungkin dari setiap gerakannya baik kecepatan,
kekuatan, kelenturan, koordinasi bagian tubuh, pemusatan energi (Kime)
serta pernafasan menjadi satu tujuan yaitu untuk mengalahkan musuh (dalam
majinasi). Sebab dalam latihan kata karateka dituntut untuk memahami
setiap gerakan dan aplikasinya (bunkai) dengan cara seolah-olah menhadapi
musuh yang sebenarnya. Seluruh pusat perhatianpun tertuju pada musuh
imajener ini, karena kalau kita lengah sedikit saja maka seakan-akan nyawa
kita akan melayang. Dalam latihan Kata pun, seseorang bisa melampiaskan
perasaan kekesalannya berupa rasa stress, kecewa, sakit hati dan lain2
kepada lawan imajenernya sehingga ia tampak lebih bersemangat dalam
mengkonsentrasikan tubuhnya dalam berlatih kata. Pelampiasan inipun berbuah
pada kualitas latihan menjadi lebih baik, sehingga akan memunculkan rasa
tenang dalam jiwa.
Itulah mamfaat jangka panjang yang akan kita dapati, bila kita secara terus menerus berlatih Karate, sebab pada intinya Karate mengajarkan sikap dan mental yang baik sesuai dengan prinsip dasar dan falsafah beladiri yang utama (bushido). Nah, bagaimana apakah sekarang anda sudah kembali termotivasi lagi untuk latihan?

Petarung Dengan Satu Jurus


Memang benar nasehat Master Funakoshi pendiri Karate aliran Shotokan tentang cara melatih suatu kata atau Jurus. Menurut beliau hendaknya jika belajar satu Kata saja paling sedikit harus memakan waktu minimal 3 tahun, dan beliau juga berpesan:” jangan pindah ke jurus lain dulu sebelum jurus ini kamu kuasi dengan mantap ulangi dan ulangi terus dari gerakan semula!”. Tentang berlatih suatu tehnik juga beliau berpesan kerjakan 1000x sehingga kau akan menemukan jawabannya!”. Dari kata2nya terbersit makna bahwa dengan mengasah satu jurus saja secara terus-menerus maka jurus kita akan semakin tajam dan otomatis akan menjadi senjata yang mematikan bagi lawan. Jurus kita akan lebih mempunyai bobot dalam menyerang, dibandingkan dengan lawan yang mempunyai banyak jurus tetapi dalam proses latihannya kurang dilatih dan dihayati. Mungkin ini yang namanya kekuatan Fokus, karena si pelaku konsentrasinya Cuma melatih dan melatih satu jurus saja, dan lebih mudah dalam menyempurnakan dan mengintropeksi jurus tersebut. Ini berlaku tidak hanya di dalam beladiri Karate tapi di dalam beladiri lainnya. Simak cerita berikut:



Di Hawai, ada seorang cacat yang tidak punya tangan kanan sejak lahir, namun tangan kirinya normal. Sewaktu masih kecil, ia sering dihina dan diolok-olok oleh teman2nya. Ia menjadi rendah diri (minder) karena kecacatannya itu



Pada suatu hari, dia bertemu seorang guru beladiri (di Hawai banyak orang keturunan Jepang yang ahli beladiri), dan Guru itu bertanya kepadanya “Apakah kamu mau kalau saya mengajarimu ilmu beladiri supaya kamu menjadi percaya diri?” Jawabnya dengan semangat “Mau, saya sangat mau!”



Akhirnya, orang cacat itu diajari satu jurus kuncian dan ia diminta untuk terus mempraktikkannya. Hingga berminggu2 lamanya, murid itu terus menerus mempraktikkan satu jurus itu saja. Pada minggu ke-16 murid itu merasa sudah pandai. Ia lalu berkata “Guru, tolong ajarkan kepada sayajurus yang lainnya.” Gurunya menjawab “Praktikkan jurus itu lagi, sekarang belajar lebih cepat, dan lebih kuat!” Setelah beberapa minggu, ketika muridnya mengatakan “Guru saya sudah ahli.” Gurunya menjawab, “Kamu harus lebih kuat dan lebih cepat lagi, kamu harus banyak lawan tanding!” Gurunya bertanya “Apakah kamu sudah ahli?” Kalau memang sudah ahli selanjutnya kamu bisa mempraktikannnya dengan lawan tandingmu.” Ternyata jurusnya bekerja dengan sempurnya dan ia bisa mengalahkan pada lawan tandingnya dengan mudah.



Gurunya puas dengan hasil tersebut, dan berkata. “Baiklah, sekarang kamu akan saya daftarkan dalam pertandingan bela diri berkelas.” Namun si murid berteriak, “Guru! Saya kan baru bisa menguasai satu jurus, tapi mengapa anda sudah mendaftarkan saya?” Gurunya menjawab “Tidak masalah!” Kemudian sang murid berpikir, “Oh, kalau saya didaftarkan ke suatu pertandingan, mungkin saya akan diajarkan jurus yang baru karena pertandingan masih 8 minggu lagi.” Ternyata tidak, dia hanya tetap diajari satu jurus yang sama, satu jurus kuncian, terus menerus hanya diajari satujurus itu. Dalam latih tanding dia dapat mengalahkan semua lawan tandingnya. Lalu ia berkata “Guru, apakah saya harus mengikuti pertandingan hanya berbekal satu jurus ini?” Gurunya menjawab, “Sudahlah, yang penting kamu terus praktik lawan tanding yang lebih cepat dan lebih kuat untuk menyempurnakannya.” Murid yang cacat itu bertanya lagi, “Apakah saya tidak diajari jurus lainnya?” Gurunya berkata dengan lantang. “Tidak!” Kemudian murid itu berkata “Guru, kalau nanati saya kalah, saya akan menjadi sangat malu.” Gurunya memberikan semangat, “Tidak masalah, kamu ikut saja.”



Tibalah hari pertandingan itu. Si murid tersebut tetap hanya menggunakan satu jurus untuk bertarung dengan semua lawannya. Ketika menghadapi lawan pertama, dengan cepat ia bisa mengunci lawannya dan dengan cepat pula lawan itu tidak bisa bergerak sama sekali dan menyerah. Demikian seterusnya hingga babak ketiga, dia hanya menggunakan satu jurus dan berhasil mengalahkan semua lawannya dengan cepat. Kemudian dia masuk babak semi final, dan dia berkata kepada gurunya, “Waduh guru….., sudah tiga kali saya menggunakan jurus ini, nanti saya akan ketahuan oleh lawan saya selanjutnya, please, tolong saya diajarkan jurus sakti yang lainnya agar saya bisa menang lagi”. Gurunya menjawab dengan tegas “Sudahlah, kamu pakai jurus itu saja dengan lebih cepat dan lebih kuat.”



Akhirnya. Dengan sedikit terpaksa murid itu maju ke babak semifinal dengan tetap menggunakan satu jurus tadi, dan ternyata lawannya dapat dikunci dengan cepat dan menyerah kalah. Ia berteriak merayakan kemenangannya

Akhirnya ia mencapai babak final. Kali ini lawannya adalah juara bertahan selama tujuh kali berturut2. Secara spontan ia berkata lagi kepada gurunya, “Waduh Guru….,, Kali ini saya benar2 tidak berkutik, dia juara bertahan dengan rekor tujuh kali mempertahankan gelarnya. Saya empat kali menang hanya menggunakan satu jurus yang sama terus-menerus, bagaimana saya bisa menang melawan juara ini?” Murid itu tampak mulai tertekan dan berkata, “Tolong…, ajari saya jurus sakti yang baru, tolonglah saya guru!” Gurunya menjawab, “Tidak! Kamu tetap masuk final hanya dengan satujurus itu dengan lebih cepat dan lebih kuat lagi!”



Dan ketika akhirnya ia berhadapan dengan juara bertahan itu dengan hanya menggunakan satu jurus yang digunakan sebelumnya, ternyata dalam waktu singkat juara bertahan itu dapat terkunci dan menyerah kalah. Kemudian dia merayakan kemenangannya dengan kegembiraan yang luar biasa. Malam harinya ketika murid tersebut pulang, ia disambut dengan pesta yang sangat meriah. Dan ketika semua sudah pulang dari pestanya, yang masih tinggal hanya dia dan gurunya. Mereka duduk di tepi panta melihat ombak yang menderu dan memecah di tepian pantai dalam sinar cerah bintang dan rembulan.



Kemudian si murid bertanya kepada gurunya, “Guru, saya tidak habis pikir, mengapa saya bisa jadi juara dengan hanya satu jurus?” Gurunya menjawab, “Ada dua hal mengapa kamu bisa menjadi pemenang. Pertama , Teknik kuncianmu itu adalah teknik kuncian yang paling hebat di dunia beladiri, sangat sulit diantisipasi, apalagi kalau kamu jalankan dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa. Kedua, teknik kuncian kamu ini sebenarnya ada penawarnya atau ada cara menghindarinya. Tetapi untuk melakukan nya lawanmu harus memegang tangan kananmu, dan kamu tidak punya tangan kanan…….!!”

Nah! bagaimana pendapat anda, masih maukah anda menekuni satu jurussaja sampai benar2 matang sebelum mempelajari jurus lainnya?

Melatih Tendangan Karate


METODE MELATIH KELENTURAN,KEKUATAN TENDANGAN


Dalam pengamatan penulis, melatihtendangan agar menjadi bagus agak lebih sulit dibandingkan dengan melatih pukulan dan tangkisan, beberapa hal yang membedakan adalah kaki memiliki ukuran yang lebih besar dibandingan tangan, sehingga untuk menggerakan memerlukan effort yang lebih besar, apalagi untuk anda yang mempunyai ukuran tubuh besar (gemuk). Faktor kedua adalah untukmelatih tendangan memerlukan latihanpelenturan kaki, khususnya untuktendangan yang tinggi. Kelenturan ini akan mudah dilatih ketika mulai berlatih dari usia dini, tetapi untuk usia yang dewasa maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melatih kelenturan. Faktor ketiga adalah untuk melakukan tendangan memerlukan latihan keseimbangan, karena ketika menendang maka otomatis kaki yang menumpu hanya tinggal satu. Tingkat kesulitan keseimbangan akan semakin bertambah ketika akan melakukan tendangan belakang atau memutar, dan khusus untuk tendangan yang melompat maka diperlukan faktor lain yaitu keringanan tubuh.

Ketika belajar tendangan hal pertama yang perlu diperhatikan adalah teknik menendang, konsep menendang bukan seperti ayunan tetapi terdapat hentakan atau dorongan. Letak dorongan tergantung dari jenis tendangannya, misalnya tendangan lurus (maegeri)maka dorongannya dimulai dari mengangkat paha dan dorongan dengan menggunakan lutut, kemudian kaki di luruskan dengan cepat dan keras, dan posisi telapak kaki agak keatas. Lalu tendangan memutar (mawashi ushiro gerie) adalahtendangan memutar yang efeknya sangat besar pada objek yang menjadi sasaran gerakan ini, badan di putar 60 derajat kebelakang, kepala menoleh ke arah lawan/objek kemudian kaki di putar dan di kenai pada sasaran.Langkah kedua setelah mengetaui tekniknya, maka perlu dilatih dengan perlahan-lahan, karena apabila dipaksakan dengan gerakan keras maka akan terjadi cidera pada otot ataupun pada sendi. Langkah ketiga adalah sering melakukan senam kaki, baik yang berupa penguatan maupun pelenturan. Latihan kekuatan menurut penulis sangat penting, karena apabila anda hanya berlatih menendang tanpa latihan penguatan maka ibarat seperti karet yang selalu ditarik maka lama-lama akan mekar dan cepat putus.

Jenis latihan kekuatan selain yang terdapat dalam senam kaki maka perbanyaklah lari, minimal adalah dengan lari ditempat dengan mengangkat paha, loncat-loncat atau berjalan dengan jarak yang jauh. Di dalam beladiri lain semisal Thifan Po Khan seorang pemula harus terbiasa berjalan sekitar 60 mil, 1 mil sekitar 800 meter, berarti 48 km dan pada tingkat berikutnya akan semakin jauh. Selain lari boleh juga menggunakan pemberat kaki, tetapi khusus untuk pemberat ini harus diperhatikan faktor kesehatan dan nutrisi karena bisa berdapak lumpuh layu. Teknik lainnya adalah dengan memperkuat perut dengan senam-senam perut, karena tendangan tidak akan baik apabila perut tidak kuat. Dalam beladiri Thai Boxing atau kick Boxing kecepatantendangan dapat juga dilatih di dalam air. Dan sebagai sarana melihat hasil dari latihan tendangan maka dapat membuat bola-bola yang digantung sebagai target tendangan atau dapat juga menggunakan sandsack seperti yang digunakan dalam latihan pukulan.Dalam hal untuk latihan kelenturanmaka selain memperbanyak senam kelenturan seperti split samping, split depan maka dapat juga menggunakan alat bantu berupa karet atau tali yang dipasang di ujung kaki dan ditarik perlahan-lahan. Atau meminta bantuan teman untuk mengangkat kaki tinggi-tinggi bak kedepan, kebelakang maupun kedepan. Pengalaman khusus penulis agar bisa split adalah dengan menggunakan kaos kaki dan berlatih di lantai yang licin, sehingga dengan cukup mudah kaki . Tetapi khusus untuk teknik ini musti hati-hatitertarik untuk split karena belum teruji untuk semua orang

Melatih Pukulan Karate


Pada tingkat awal, jurus pertama yang diperkenalkan dalam Karate adalah Tsuki (pukulan). Cukup banyak jenis pukulan yang diajarkan, mulai daripukulan lurus (choku tsuki) , Pukulan pisau tangan (Shuto Uchi), pukulanmelebar U (Yama tsuki),pukulan tinju ke atas (Tate Tsuki) dan lain-lain. Jenispukulan akan semakin bertambah banyak pada tingkatan selanjutnya. Dalam tahap pengenalan pukulanhal pertama yang diajarkan pembimbing adalah bagaimana memukul dengan benar, dimulai dari cara menggenggam, perputaran gerakan, posisi tangan ketika memukul dan juga cara penyaluran tenaganya. Setelah bentuk dari pukulan benar maka masuk ketingkat berikutnya yaitu meningkatkan kekuatan, kecepatan serta ketepatan dalam mempergunakan pukulan dalam berjurus (KATA) maupun bertanding (KOMITE).
Melatih pukulan sebenarnya bukan sesuatu yang sulit, karena struktur tangan yang pendek dan sendi yang sangat elastik sehingga tidak memerlukan senam khusus untuk membuat tangan menjadi lentur, hal ini sangat berbeda ketikamelatih tendangan karena perlu senam khusus untuk mendapatkan kelenturan. Beberapa hal penting ketika melatih pukulan adalah menggenggamlah dengan benar, karena sering sekali hal ini kurang diperhatikan. Jika anda terbiasa mengendurkan genggangam, sehingga tenaga lebih banyak terletak di lengan maupun di tungkai tangan. Bahaya lain dari kebiasaan tidak mengggenggam dengan baik adalah ketika memukul dalam turgul akan mengalami cidera, misalnya jari keseleo atau tangan bengkak karena tidak kuat menahan benturan. Tahap kedua setelah dapat melakukan pukulan dengan benar adalah melatih kekuatan. Sebagai alat tambahan untuk menambah kekuatan pukulan bisa juga dipakai:
1.  Sandsack, berupa target yang diisi dengan bubuk kayu atau potongan karet.
2.  Beras/gabah, pasir atau bahkan pasir panas, alat ini digunakan untuk tingkat lanjutan dengan
tujuan  untuk memperkuat jari tangan, sehingga ketika menggunakan jurus yang memerlukan cakar, jari, tapak dan lain-lain akan tetap dahsyat hasilnya.
3.  Lilin yang juga bisa dijadikan target keberhasilan pukulan, pukullah lilin dari jarak sekitar 5 cm, apabila lilin padam maka pukulan kita sudah lumayan baik, dan untuk seterusnya tambahkan jarak pukulan dari lilin, dari 5cm, menjadi 7 cm, 10 cm dan seterusnya.
4. Kayu/papan (Makiwara), yaitu satu papan kayu berukuran 4 x 4 inci dengan panjang 8 kaki yang ditanam ke dalam tanah kira 3 s/d 4 kaki, dengan target menggunakan bantalan jerami, atau bantalan yg diisi busa padat dan dilapisi oleh kalaf atau kulit yang tebalnya sekitar 2 inci. Catatan: Seorang pemula dalam Karate sebaiknya berlatih memukul Makiwara, dari berbagai posisi (Seiken, uraken, hiji, shuto), minimal 100 kali perhari. Setelah tiga sampai enam bulan berlatih, sebaiknya ditingkatkan sampai rata-rata 300 kali perhari dengan berbagai posisi. Jika anda terus berlatih dengan cara ini setiap hari selama setahun, anda akan cukup kuat untuk memukul jatuh siapapun dengan mudah dengansatu pukulan. Latihan ini akan mengembangkan tenaga (power), kecepatan(speed) dan kekuatan (strength); bagaimanapun, ini hanyalah salah satu metode latihan dalam Karate. Cara ini telah lama dipakai oleh para Master-master Karate terdahulut erutama oleh Master Ginchin Funakoshi pendiri aliran karate shotokan, tetapi lain halnya dengan Master Masutatsu Oyama pendiri aliran Karate Kyokushinkai ia merasa latihan dengan menggunakan Makiwara adalah bukan suatu cara metoda latihan yang terbaik. Berikut adalah kutipan dari pernyataan Oyama dalam bukunya “ what is karate” terbitan tahun 1963:” Saya telah melakukan metode ini (memukul makiwara) untuk melatih kepalan tangan saya selama 20 tahun, memukul rata-rata300 kali perhari. Sebelumnya saya merasa sangat bangga dengan ukuran dan kekerasan dari ‚kapalan2’ yg terbentuk di kepalan saya, apalagi kapalan2 itudapat dipukul dengan palu tanpa saya merasa sakit. Ini adalah fakta bahwa, pukulan dari kepalan tangan saya sangatlah kuat sekali. Saya mengikuti metode2 tersebut karena „Master Karate“ terdahulu, berlatih dengan cara tersebut. Akhir2 ini, bagaimanapun, saya mulai percaya bahwa metode ini bukanlah yang terbaik, dan sebetulnya terbukti menghasilkan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan metode2 lain. Saya percaya bahwa saya dapat menjadi seseorang yg jauh lebih kuat dari sekarang ini apabila saya mengadopsi metode2 yang lebih masuk akal dalam latihan. Sungguh, latihan memukul Makiwara berguna untuk memperkuat pergelangan dan kepalan; bagaimanapun, saya telah menemukan bahwa latihan dengan memukul sesuatu yang keras akan memperlambat pengembangan kecepatan. Saya tergerak untuk mengembangkan suatu metode latihan baru dimana bukannya Makiwara, melainkan sebuah spon tebal yang digunakan. Training dengan spon tidak hanya mengembangkan kekuatan pergelangan, tapi kecepatan akan meningkat pula. Metode yang sama dapat digunakan juga untuk latihan Tendangan. Cara lain untuk meningkatkan kecepatan adalah menusuk dan memukul dengan kepal tangan pada selembar kertas yang tergantung. Manfaat dari metode ini akan ditunjukkan lewat contoh berikut. Saya memilih dua orang murid, dan meminta salah satunya untuk berlatih dengan kertas yang digantung. Sementara murid lainnya berlatih dengan Makiwara dengan cara yang biasa. Setahun kemudian, saya membandingkan mereka. Murid yang berlatih dengan Makiwara, memang, nampak terlihat sebagai seorang Karateka sejati, dengan kapalan di kepalannya. Namun, dalam percobaan memecahkan genteng, batu dan papan, keduanya sama kuat. Keduanya berhasil memecahkan sepuluh buah genteng, batu dan papan dengan ketebalan yang sama. Dalam pandangan saya, murid yang berlatih dengan memukul kertas jauh lebih gesit dalam pergerakannya (body movement), dan tangannya lebih cepat, mengungguli murid yang satunya.
Diantara banyak orang yang berlatih karate, beberapa menganggap dirinya sebagai Karateka papan atas, hanya karena mereka mempunyai kepal tangan yang ada kapalannya, hasil latihan dengan Makiwara. Mereka bangga pada kekerasan kepalannya dan berusaha mengatur-atur yg lain dalam ber-Karate. Sedihnya, saya menemukan orang-orang tersebut, khususnya di Amerika.”
5.  Kertas yang digantung seperti yang dilakukan Master Masutatsu Oyama di atas.

Tahapan ketiga adalah melatih kecepatan, dalam tahap ini biasakan melatih pukulan dengan cara beruntun, dimulai dari dua kali beruntun , tiga kali dan semakin lama semakin banyak pukulan beruntun. Dalam tahap ini juga sudah mengkombinasikan sasaran pukulan maupun jenis pukulan, sasaran bawah tengah atas dan jenis pukulan lurus. Dengan cara melatih kecepatan dan variasi pukulan seperti ini maka lawan sulit untuk menghindar atau menangkis pukulan kita. Cara sederhana untuk melatih kecepatan pukulan adalah dengan cara push-up dengan genggaman di samping badan bukan di depan pundak, push up ini harus dilakukan dengan agak cepat layaknya melakukan pukulan pada posisi yang benar. Sebagai tambahan dan bisa juga dijadikan target keberhasilan pukulan, pukulah lilin dari jarak sekitar 5 cm, apabila lilin padam maka pukulan kita menjadi sudah lumayan baik, dan untuk seterusnya tambahkan jarak pukulan dari lilin, dari 5 cm, 7 cm, 10 cm dan seterusnya.

Tenaga KI Karate

PEMAMFAATAN ENERGI KI DALAM PERTARUNGAN

Sebagai praktisi dari suatu seni beladiri tentunya Kita sering mendengar tentang Ki (dalam seni beladiri Jepang). Apakah Ki itu? Ki atau tenaga dalam, dalam seni beladiri adalah gabungan pikiran, hati, dan semangat. Seorang praktisi seni beladiri yakin akan adanya kekuatan yang mengalir lewat alam dan hal itu bisa membuka jalan kekuatan ini menjadi selaras dengannya. Ki ini bisa dilatih untuk mencapai keselarasan oleh praktisi beladiri dengan melatih raga dan pikiran hanya memfokuskan pada apa yang sebetulnya penting saat itu. Seorang praktisi seni beladiri harus melatihnya hingga bisa melakukan ini diluar sadar, dan seorang praktisi bila ia merasakan ketegangan mental berarti ada yang kurang dalam Ki.
Bila raga, hati, dan semangat dalam keselarasan ini sudah menyatu pada praktisi seni beladiri maka segala kehidupan yang dijalaninya relatif lebih dikuasai dan orang lain akan merasakan keyakinan yang kuat ini sebagai kehadiran, sebagai kekuatan yang tak terlihat.
Dalam psikologi orang yang mampu menguasai dirinya dan mengembangkan kepribadian sesuai dengan keinginan dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya disebut mencapai aktualisasi diri, yang dalam teori yang dikembangkan oleh Maslow merupakan hirarki tertinggi apa yang harus dicapai oleh manusia. Bila ditinjau dari pembahasan tentang Ki tadi maka aktualisasi diri merupakan Kitertinggi yang bermanfaat bagi kehidupan.
Tentunya untuk mencapai Ki atau aktualisasi diri kita senantiasa harus mengasahnya dengan belajar dan melatihnya.
Terlepas pengertian Ki yang bersifat kekuatan supranatural, penulis di sini mencoba mengambil pendekatan yang agak filosofi dan ilmiah agar semua praktisi beladiri dapat melatih sehingga dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai hidup yang selaras dan mampu mencapai aktualisasi diri.
Untuk melatih Ki ini kita harus melatih keseimbangan kekuatan dengan melatih dan membentuk empat pilar.
Empat pilar itu adalah:
1. Kejujuran
2. Disiplin
3. Kreativitas
4. Menguasai diri dari rasa takut


KEJUJURAN
Kejujuran merupakan seluruh karakter moral yang harus dijalankan dengan ketulusan, berarti benar terhadap visi dan tujuan anda sendiri.

DISIPLIN
Disiplin adalah belajar dan latihan, orang yang sukses dalam bidang apapun apalagi dalam seni beladiri dan bisa menjadi yang terbaik atau terhebat selalu orang-orang yang membebankan dirinya sendiri dengan disiplin yang lebih keras dari apa saja yang dibebankan oleh orang lain.

KREATIVITAS
Kreativitas, orang selalu terkesan dengan kreativitas, bila kita melakukan sesuatu diluar kebiasaan, terutama sekali jika kita memperlihatkan bahwa kita peduli orang melihatnya. Kreativitas harus menjadi bagian dari kita untuk bertindak.


MENGUASAI DIRI DARI RASA TAKUT
Menguasai diri dari rasa takut, satu-satunya yang harus ditakutkan adalah rasa takut itu sendiri untuk menguasai diri dari rasa takut dengan menghilangkan ketidakpedulian terhadap rasa takut dengan membentuk pilar lain yaitu kejujuran, disiplin, dan kreativitas.
Dalam halnya menguasai diri dari rasa takut, di karate ada suatu konsep/falsafah lama yang berbunyi” Mizu no Kokoro (pikiran layaknya air), Tsuki no Kokoro (pikiran layaknya bulan)’, yang mengajarkan bagaimana mengatasi rasa takut dengan pikiran layaknya permukaan air yang tenang dan bulan. Dalam kaitannya dengan prinsip bertarung ala Karate, Ungkapan:
1. Mizu no Kokoro(pikiran layaknya air)  ini mengandung arti bahwa kita harus membayangkan/memikirkan air yang tenang yang mampu memantulkan semua bayangan benda dalam jangkauannya secara utuh. Dan jika pikiran selalu dalam kondisi seperti ini, maka pemahaman pada kemampuan lawan (baik fisik dan psikologisnya) akan terjadi dengan akurat dan segera. Dan begitu pula dengan respon bertahan dan menyerang akan terarah dan akurat. Sebaliknya, jika permukaan air itu terganggu maka bayangan benda juga akan kabur. Secara analogi, jika pikiran dipenuhi dengan keinginan untuk menyerang dan bertahan, maka tidak mampu membaca keinginan lawan. Akhirnya justru menciptakan sebuah peluang bagi lawan untuk menyerang.

2. Tsuki no Kokoro (pikiran layaknya bulan)
mengandung arti pentingnya kesadaran total kepada lawan berikut gerakannya, mirip cahaya bulan yang menerangi semua benda dalam jangkauannya. Dengan mengembangkan kemampuan ini sepenuhnya, kesadaran kita akan selalu waspada saat pertahanan lawan terbuka.
Awan yang menutupi cahaya bulan serupa dengan rasa gugup atau gangguan untuk memahami gerakan lawan yang benar. Dan hal itu berarti mustahil menemukan sebuah celah untuk melancarkan teknik yang sesuai.



KEKUATAN KESEIMBANGAN
Untuk memancarkan Ki yang baik tentunya seorang praktisi beladiri harus menyeimbangkan antara kejujran, disiplin, kreativitas, dan menguaasai rasa takut secara seimbang dan selaras.

ORANG-ORANG YANG BERHASIL MENCAPAI KI TERTINGGI
Morihei Ueshiba, tokoh Aikido, bekerja keras dan lama sekali untuk menyempurnakan Ki-nya. Di akhir usia tujuhpuluhan, ia sering mendemonstrasikan kebolehannya dengan melawan lima atau enam lawan sekaligus dan selalu dapat mengalahkan lawannya. Beliau menjelaskan, "Tidak peduli bagaimana cepatya lawan menyerang atau betapa lambatnya saya bertindak, saya tidak bisa dikalahkan, ini bukan berarti teknik saya lebih cepat….. ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kecepatan, saya menang dari awalnya. Begitu pikiran menyerang melintasi pikiran lawan saya, ia sudah kalah tidak peduli bagaimanapun cepatnya menyerang. Saya melihat dengan jelas bahwa gerakan dalam seni beladiri berkobar-kobar bila pusat Ki dikonsentrasikan dalam pikiran dan raga seseorang. Semakin tenang, semakin jelas pikiran saya jadinya. Saya bisa melihat pikiran-pikiran dengan intuitif, termasuk maksud-maksud kekerasan dari orang lain".
Demikian pula dengan tokoh-tokoh karateka legendaris, seperti Yasutsune Ankoh Itosu yang pada usia 75 tahun masih melakukan pertarungan dan selalu dimenangkannya dan beliau dengan kreativitasnya berhasil menciptakan banyak kata.
Semua contoh di atas ini diperoleh dari hasil kejujuran, disiplin, kreativitas, dan menguasai diri dari rasa takut. Mereka berhasil mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan keinginannya.

Penerapan Teknik Karate dalam Beladiri


Bab ini diilhami oleh naskah kuno orang Okinawa bernama Bubishi. Ini bukan berarti saya akan menunjukkan secara detail ke 48 teknik tsb.
Tujuan artikel ini adalah untuk menunjukkan keanekaragaman teknik karate – seperti serangan, tendangan, kuncian, lemparan, penghalang dan memegang. Selanjutnya, jika kita hanya menganalisis satu teknik, disitu ada banyak variasi tergantung gaya yang dianut dan tradisi atau dari sudut pandang seorang guru. Berikut ini adalah pandangan saya, berdasarkan bertahun-tahun praktek, penelitian dan seminar.
Saya akan merekomendasikan kepada anda semua untuk membaca Bubishi dan Funakoshi Tote jutsu.
Semua teknik yang ditunjukkan di sini dapat ditemukan dalam kata. Jika Anda berlatih Shotokan atau beberapa gaya modern lainnya, maka mungkin Anda akan berpikir bahwa banyak dari teknik ini kejam dan "kotor". Namun, teknik yang disebut kejam dan kotor ini adalah benar-benar teknik karate Okinawa yang asli. 

Stanic Milos



KEN TSUKI
Pukulan ke Hidung dengan kepalan Tinju

Ini adalah suatu teknik karate yang sangat mendasar. Satu yang harus diingat bahwa pukulan ini tidak sama dengan pukulan dalam olahraga karate.

Dalam karate modern sangat sering digunakan untuk melakukan serangan ke daerah antara kepala dan leher lawan, namun hal ini tidak sangat efektif dalam membela diri. Dalam tinju karate kuno serangan tinju ini ditujukan ke hidung lawan.

Tips: Ambil lengan lawan dan tarik, gerakan ini disebut hiki-te. Dengan cara ini, anda akan dapat mengendalikan lawan dan membuat serangan anda jauh lebih mematikan.

Referensi Kata: Seisan


KINTEKI GERI 
Tendangan ke Arah Selangkangan 

Kinteki Geri selalu dilakukan dengan posisi kaki terdepan anda, sangat cepat dan akurat.

Tips : ambil langkah ke samping dan ambil/pegang lengan lawan untuk lebih mudah mengendalikannya.

Referensi kata: Seisan, Kushanku, Anan



SHUTO UCHI
Pukulan Pisau Tangan ke Arah Tenggorokan Lawan

Pisau tangan merupakan salah satu senjata utama yang paling efektif pada karate Okinawa kuno. Teknik ini bisa sangat berbahaya bila ditujukan ke tenggorokan lawan.
Selain itu, serangan ini dapat digunakan untuk menghancurkan muka lawan dan anggota badan.

Tips: Tangkis serangan lawan dengan tangan lain dan lalu lancarkan serangan balasan secara bersamaan.
Referensi kata: Kushanku


SAGURI-TE
Mengganggu Mata

Dalam bela diri, Anda dapat dengan mudah menggangu mata lawan dengan jari-jari Anda. Hal ini dapat dilakukan dengan tangan terdepan Anda, karena Anda dapat menutup lebih banyak ruang dengan tangan depan Anda.

Tips: Jangan menjadi kaku. Teknik ini tidak memerlukan kekuatan. Kecepatan dan akurasi adalah semua yang Anda butuhkan.

Referensi kata: Passai, Kushanku

HIZA GERI 
Lutut Penghancur

Lutut adalah salah satu senjata yang paling hebat dalam Karate. Anda tidak perlu terlalu banyak berlatih untuk memahami penggunaannya.
Lutut digunakan untuk menghancurkan selangkangan lawan dan kadang-kadang, tergantung situasi, Jika ditujukan untuk menyerang kepala lawan maka dengan mudah serangan kita akan menjatuhkan dia.

Tips: Anda harus menggunakan tangan Anda (hiki-te) untuk mengontrol dan menarik lawan ke lutut yang menjadi alat penyerang. Tanpa tangan Anda Geri hiza hampir tidak berguna.

Referensi kata: Passai

EMPI UCHI
Sikut Penghancur

Siku dan lutut adalah alat penyerang yang terbaik jika digunakan dalam jarak dekat. Ini adalah senjata Pamungkas jika lawan yang kuat mencoba untuk memegang/mencengkram Anda. Lutut dan sikut dapat sangat menghancurkan dengan hanya waktu latihan yang sangat sedikit.
Serangan Siku adalah serangan yang sangat kuat. Hal ini digunakan untuk menghancurkan muka lawan atau untuk mematahkan tulang rusuknya.

Tips: Anda harus menggunakan tangan belakang Anda untuk menarik dan mengontrol lawan. Hiki-te yang paling penting di sini. Jangan gunakan seluruh lengan bawah Anda untuk menghancurkan. Fokus semua kekuatan Anda di bagian atas siku (olekranon).

Referensi kata: Passai, Kushanku, Anan


USHIRO EMPI  UCHI
Sikut Penghancur

Ini adalah teknik yang sama. Tehnik ini digunakan sebagai pertahanan terhadap serangan dari belakang. Ambil lengan lawan anda dan hancurkan tulang rusuknya dengan sikut Anda.

Tips: Anda harus ingat bahwa semua teknik sikut membutuhkan sikap posisi yang baik. Jika Anda memiliki sikap posisi yang kokoh, Anda akan dapat memusatkan semua massa Anda ke dalam serangan ini.

Referensi kata: Kururunfa


URAKEN UCHI 
Tinju bagian Belakang

Teknik ini sangat tidak begitu dipahami dengan baik sekarang_sekarang ini. pergelangan tangan anda harus rileks. Semua kekuatan dihasilkan melalui gerakan mencambuk/menyentak. Serangan ini selalu ditujukan untuk menyerang hidung dan bibir atas lawan.

Teknik ini sangat efektif dalam jarak dekat.

Tips: Adalah suatu kesalahan jika menggunakan seluruh permukaan datar tinju bagian belakang. Anda harus menggunakan buku-buku jari anda sebagai titik kontak.

Referensi kata: Passai, Kushanku



TEISHO UCHI 
Telapak Tangan Penghancur

Serangan telapak tangan ke wajah lawan adalah sangat efektif. Anda harus selalu menggunakan tangan belakang Anda untuk menangkis serangan.

Tips: Tehnik ini harus dilakukan dengan sangat cepat. Tujuan dari serangan ini adalah untuk menghancurkan hidung lawan.

Referensi kata: Anan, Seisan


NUKI-TE 
Cengkraman Tenggorokan

Dalam banyak kasus, teknik ini ditunjukkan dengan variasi serangan telapak tangan di dalam kata.

Tips: Selain menyerang tenggorokan Anda dapat dengan mudah menjambak rambut, telinganya atau menekan bagian bawah dagunya dengan jempol Anda.

Referensi kata: Anan, Seisan & Kushanku

Dinamika Sabuk Hitam Karate


Ternyata Sabuk Hitam Karatesejatinya itu hanya bersifat sementara/temporer bukan statis/tetap, ketika setiap orang tidak bisa lagi mempertahankan lagi kekonsistenan latihannya, tidak disiplin, tidak meningkatkan dan mengembangkan teknik dan kualitas dalam latihannya sesuai standar sabuk Hitammaka sebenarnya orang itu tidak layak lagi memakaiSabuk Hitam alias dia seharusnya menurunkan tingkatan sabuknya  menjadi lebih rendah seperti sabuk coklat,biru atau bahkan hijau. Hal itulah paling tidak yang akan dijelaskan oleh seorang Pelatih Karate bernama Jesse dibawah ini.

Beberapa waktu yang lalu, kami menerima panggilan telepon dari dojo.

Telepon itu datang dari seseorang yang pernah berlatih Karate (dahulu sudah lama sekali), dan sekarang ingin melanjutkan kembali latihannya. Jelas, suatu tempat di sepanjang jalan karirnya, istri dan anak-anaknya datang, Karateditinggalkan dan disisihkan. Tapi sekarang dia siap rock 'n roll lagi!

"Tentu, mengapa tidak? Tidak ada masalah sama sekali, datang saja ke dojo ketika ada pelajaran di kelas. Anda bisa memakai pakaian biasa jika baju karategi lama Anda tidak cocok "kataku..

Tapi ... walau aku tidak punya masalah dengan apa pun yang dikatakannya, tampaknya dia punya masalah dengan apa yang saya katakan.

Mendengarkan
"Oh, tapi ... dapatkah saya memakai sabuk biru saya lagi?"
"Apa anda bilang?"
Percakapan Membeku

Pada titik ini aku bertanya-tanya apakah aku salah dengar, atau saya harus memeriksa telingaku. Rupanya, kawan kita ini tidak menjalani latihan karate lagi 'selama 10 + tahun, terasa seperti muncul untuk sesi pertamanya mengenakan sabuk biru. Sebuah ledakan yang nyata dari masa lalu.
Sama seperti keterampilan dia yang sebenarnya tidak sepenting keterampilan yang dirasakan.
"Umm ... yah ... tentu saja, Anda dapat memakai apapun yang Anda rasa suka" Aku ragu-ragu menjawab. "Tapi nanti kita akan menganggap Anda ingat segalanya tentang semua pelajaran/materi sabuk biru, tentu saja."

Aku bisa mendengar wajahnya memerah.

Bahwa jenis makhluk itu. Sungguh, aku akan ingin mengatakan: "Hei, kamu tahu gak? Saya punya ide yang lebih baik: Kenapa tidak kau pakai saja sabuk hitam saya? Tentu, ini agak usang, tapi itu sekedar menambah blackbeltness saja! Dan dalam sabuk itu telah bertuliskan "Jesse" di atasnya, tetapi Anda bisa saja menggoresnya dan pergi. Apa sih, Anda kemungkinan dapat order khusus berupa sabuk emas dengan garis-garis merah dan dibuat dengan meriam laser yang dibeli dari internet dan memakainya bukan! "

Sungguh, aku tak peduli.

Rupanya ia membawa istrinya bersamanya, sehingga kemungkinan inilah masalah orang ini.

Tapi bagaimanapun juga, sepertinya kita punya masalah di sini.

Karena ini bukan pertama kalinya orang seperti itu kembali untuk berlatihKarate,
mengenakan sabuk lamanya yang berkeringat (meskipun orang seperti ini belum muncul). Jauh dari itu. Kami sudah sabuk coklat dan bahkan sabuk hitam dengan pertanyaan yang sama persis.

Masalahnya, saya kira, terletak pada kenyataan bahwa banyak orang berpikir bahwa sabuk Karate adalah simbol statis tingkat keahlian seseorang, dan setelah Anda "menerima" sabuk itu menjadi hak milik Anda untuk selamanya. Dan, jika seseorang berkata yang berbeda, mereka cuma hanya tinggal merobek sabuk dari mayat Anda yang dingin, dan kaku.


Ini seperti, "Siapa yang berani bertanya tentang rangking/peringkat saya?!"

Saya lakukan.

Karena itu tidak statis.

Ini dinamis.
Sabuk hitam anda (sabuk coklat, sabuk biru, sabuk hijau ...) sama dinamisnya dengan tiga emas Usain Bolt's medali Olimpiade, yang mungkin berada dalam loker di bawah sepasang kaus kaki kotor di suatu tempat di Jamaika.

Dan meskipun Mr Bolt terjadi terus untuk mempertahankan 100m, 200m dan 4 x 100 m rekor dunia, ia kalah dalam lomba terakhir.

Hilang.

Bayangkan jika ia akan memanggil orang-orang di komite Olimpiade, menanyakan apakah dia bisa "memakai medali yang lama" di Olimpiade berikutnya.

Dia tidak bisa.

Karena dia tahu benda itu tidak statis.

Sabuk hitam, sabuk atau sabuk lainnya / peringkat, adalah seperti sebuah medali Olimpiade. Anda melatih sangat keras selama bertahun-tahun, tingkatan, melakukan yang terbaik, menumpahkan darah dan mendapatkannya. Ini adalah pengukuran suatu tingkatan yang Anda perlihatkan pada suatu kesempatan (grading / ras Olimpiade), di masa lalu. Tidak sekarang. Terserah kepada Anda untuk menjaga tingkat itu.

Untuk mempercayai bahwa sabuk karate adalah statis, tetap, simbol tingkat keahlian Anda saat ini dapat disamakan/dianalogikan dengan seorang pensiunan tua perwira militer yang berjalan dengan rasa bangga dengan Medali Kehormatannya di sekitar acara reuni militer,dengan maksud untuk membual kepada teman lamanya.

Kita melihat medali, dan mengakui itu apa adanya.

Sebuah merit tua.

Petugas berambut abu-abu memakainya untuk mengingatkan semua orang di reuni itu bahwa ia pernah melakukan perbuatan heroik "di atas dan melampaui panggilan tugasnya", dan memiliki potensi dalam dirinya untuk melakukannya lagi di lain kesempatan, jika dirasa perlu. Dia tidak perlu membuktikan apa-apa lagi. Dia tidak dalam perang lagi, jadi dia tidak perlu kembali ke atas/panggilan tugas.
.
Tapi kita perlu dan butuh.

Terus-menerus.

Karena kau tidak akan pernah lebih baik daripada teknikmu yang terakhir. Dan jika Anda berlatih di dojo saya, teknik yang lebih baik sesuai dengan sepotong kain (sabuk) yang tergantung di pinggang Anda.

Atau Anda bingung karena dojo ini hanya untuk reuni militer.

Maksudku, bahkan di beberapa pedesaan Okinawa beberapa Grand Master lama pemegang Dan 10 seperti hanshi dudes yang berlatih seperti orang gila (CRAZY)! Mereka tidak menutupi apa pun dengan garis dangkal seperti "Maaf, belalang muda, aku tidak bisa menunjukkan teknik ini karena terlalu mematikan / Anda belum siap / Anda tidak membayar saya cukup / bintang-bintang dan planet tidak selaras dengan benar ".

Tidak, tidak sama sekali. Sebaliknya, motherlovers ini ol 'regularely terus berdemonstrasi, di kamp-kamp dan seminar- seminar di manasaja (bahkan internasional), dengan senang hati melakukan seribu pukulan shiko-Dachi dengan Anda hanya untuk bersenang-senang. Dan kebanyakan dari mereka di tempat2 itu adalah yang berumur antara 65 dan 75 tahun.

Singkatnya, mereka selalu memback up ikat pinggang mereka.

Bandingkan bahwa kebanyakan dari Grand Master Barat Modern pemegang Dan 10 hanshi-Soke-elit-dudes yang mungkin belum selesai melakukan Kata tunggal berkecepatan penuh atau gerakan membela diri (aku bicara bahwa "ikken hissatsu ", membunuh-atau- dibunuh shiet di sini) semenjak mereka mendapatkan sabuk Hitam pertama mereka.

Dan itu 30 tahun yang lalu.

Pada kenyataannya, mereka berjalan dengan penuh kebanggaan mewakili umur mereka yang 30 tahun lebih muda.

Bagaimana tidak menariknya hal itu?
Tapi mari kita lupakan hal2 yang sedih untuk saat ini (yang tidak eksklusif untuk dunia Barat, pikiran Anda), dan biarkan aku hanya menceritakan secara singkat tentang anggota dojo kami yang benar-benar membuat saya terkesan belakangan ini. Mari kita memanggilnya Ted.

Ted, yang dapat dengan mudah dikira sebagai orang asing, tinggi gelap, tampan berusia akhir dua puluhan, baru-baru ini mendatangi saya sebelum kelas akan dimulai, dan meminta izin untuk – dengarkan lebih dekat sini - memakai sabuk cokelat. "Apa yang begitu spesial tentang itu?", Anda bertanya-tanya. Yah, tidak ada ...

Kecuali kenyataan bahwa Ted benar-benar seorang pemegang sabuk hitam.

Ted, dalam kata-katanya sendiri, merasa seperti dia "tidak bisa menegakkan standar sabuk hitam lagi" dan dengan rendah hati meminta izin untuk mendegradasi dirinya sendiri (!), ini hanya untuk sementara, sampai ia merasa keterampilannya sesuai dengan sabuk hitamnya lagi.

Akhir-akhir ini, ia merasa seperti sabuk cokelat, tampaknya.

Setelah hampir tersandung pada rahang saya (yang sedang berbaring di suatu tempat di lantai), saya mengatakan kepadanya bahwa dia benar-benar tidak perlu. Dia telah dianugerahkan sabuk hitam karena suatu alasan, dan harus menjadi tujuan untuk mendorong dirinya setiap sesi latihan sampai batassabuk hitam, yang menunjukkan warna yang sebenarnya. Bahkan, beberapa guru mungkin tidak setuju jika siswa mereka hanya "menurunkan" sendiri seperti itu, karena hal itu menunjukkan bahwa gurunya telah menunjukkan penilaian buruk ketika memberikan/menghadiahkan sabuk hitam kepada siswanya.

Tapi ia memiliki semua itu.

Ted mengenakan sabuk cokelat selama hampir sebulan. Dan jangan katakan padaku bahwa itu bukan suatu titik pandang menyegarkan.

Bahkan, Ted sempurna mencakup apa yang disebut orang beberapa minggu lalu (meminta untuk mengenakan sabuk biru) sama sekali gagal untuk memahami.

sabuk Anda tidak statis.
 
Ini adalah dinamis.

Dan sebaiknya Anda bersiap-siap kembali ke atas - tanpa memperhitungkan usia Anda, etnis, gender atau kelas.

"Kejujuran adalah bab pertama dalam buku kebijaksanaan."

-Thomas Jefferson